MAU SERVICE SENDIRI?

Minggu, 30 November 2014

Buku sebagai Gaya Hidup


SAATNYA JADIKAN BUKU
SEBAGAI GAYA HIDUP

Hari (05-12-13) saya dan istri pergi ke kampus UIN SUSKA RIAU. Menghadiri wisuda ponakan saya. Dari rumah kami berangkat sekitar pukul 11.30an. Di jalanan cukup macet. Mungkin karena hari ini acara wisuda tersebut. Dan tentunya tidak hanya diramaikan oleh para wisduawan/i tapi juga para tamu undangan yaitu keluraga dan teman-teman meraka yang turut berbahagia dan berbangga di hari ini.
Kami tetap melanjutkan perjalanan menuju UIN. Setelah dapat tempat parkir. Kami pun menuju tempat acara wisuda. Saya tidak hanya sekedar menuju tempat acara wisuda tapi juga “cuci mata”, epss, jangan salah tafsir dulu. Cuci matanya jauh berbeda, yaitu “cuci mata pengusaha”, selalu melihat peluang atau bisnis apa yang bisa digarap. Itulah kalau pengusaha di mana saja selalu cuci mata “peluang usaha”.  Soalnya hari ini di jalan dan trotoar menuju PKM UIN SUSKA disulap jadi pasar kaget. Beraneka ragam usaha, baik makanan, minuman, souvenier dan sampai-sampai ada yang jual siput laut dicat warna-warni, masih hidup tentunya. Wah..orang wisuda ramai, yang jualan juga tidak kalah ramainya.
Begitu banyak dagangan atau usaha yang ada di pasar kaget tersebut hanya ada beberapa jenis usaha atau penjual yang tidak. Yaitu salah satunya jualan atau bazar buku. Walaupun ada saya lihat yang jualan Al-Qur’an, alhamdulliah. Yang menjadi tanda tanya saya adalah bukankah hari ini adalah pengukuhan kaum intelektual, tentunya identik dengan buku atau ilmu. Lalu apa seharusnya ada yang jual buku? Bisa saja harus ada yang mewakili kalaupun tidak ada berarti belum. Ya belum dijadikan sebagai sesuatu yang lebih bermakna untuk diperjual belikan pada moment yang nota benenya acara kaum intelektual apakah itu sebagai kado dari orang-orang tersayang mereka.
Hari ini saya sengaja dan sudah diniatkan membawa kado (bahkan sudah saya biasakan memberi kado dengan buku, terutama kado pernikahan). Kadonya tidak sebuah souvenier yang akan jadi target debu jika dipajang atau bunga yang saya pun belum atau apa artinya pada momen seperti ini manfaatnya lebih jauh.
Bagi saya buku jika dijadikan hadiah akan lebih memberi makna, manfaatnya jangka panjang. Misal jika kita memberi seseorang uang dua puluh ribu rupiah akan habis dalam beberapa menit bahkan detik saja. Namun saat kita memberi seseorang sebuah buku, katakanlah itu buku motivasi sukses berwirausaha misalnya, bisa saja buku yang kita berikan sangat bermanfaat dan membawa perubahan yang lebih baik baginya bahkan menjadi jalan suksesnya. Namun bukan berati hadiah lain tidak baik, bisa saja kita berikan buku plus souvenier bingkai photo.
Kemudian, yang menjadi pertanyaan saya lagi, kira-kira dalam acara seperti wisuda ini berapa orangkah yang berinisiatif memberikan kado berupa buku? Di hari lahir seseorang apakah ada orang yang memberikan hadiah buku, seberapa sering atau berapa orang? Mungkin bisa dihitung jari atau malah sangat langka.
Intinya kebiasaan dari sebagian orang dalam memberi kado adalah dalam bentuk benda yang kira-kira membuat seseorang yang diberikan akan senang, bahagia atau bahkan sebaliknya sesuatu yang mubazir, tapi masih jauh dari hal yang bermakna seperti halnya kado berbentuk buku, kaset ceramah dan VCD motivasi.
Nah, dari hal-hal yang kita lihat dan alami selama ini sudah saatnya kita berupaya mengarahkan kebiasaan kita dalam berbagi kado ini pada hal yang lebih bermakna bahkan kita jadikan sebagai gaya hidup. Mulai saat ini “Say it with BOOKS” tidak selalu “Say it with Flower”. Tidak hanya dalam berbagi kado namun dalam semua aspek kehidupan kita.
Milai saat ini jadikan membeli buku sebagai gaya hidup. Mengoleksi buku sebagai gaya hidup. Membuat pustaka pribadi sebagai gaya hidup. Menghibahkan buku sebagai gaya hidup. Membelikan anak atau teman buku sebagai gaya hidup. Meminjamkan buku sebagai gaya hidup. Dekat dengan buku sebagai gaya hidup. Menulis buku sebagai gaya hidup. Menjual buku sebagai hidup dan mengkampanyekan gaya hidup lebih bermakna dengan buku sebagai gaya hidup. We love BOOKS. We Love Reading.!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar