Telah dibuka perpustakaan Al-Bonai dan Taman Baca Al-Bonai Rupa, lokasi di Kec. Bonai Darussalam, Rokan Hulu
Rabu, 31 Desember 2014
Melestarikan Pemikiran dengan Tulisan
Ide atau pemikiran yang kita punya bisa juga kita utarakan lewat lisan. Seperti berdiskusi, bercerita, berpidato, berceramah dan bentuk ungkapan lisan lainnya. Namun sangat disayangkan ide atau pemikiran kita hanya bisa dinikmati oleh para pendengar sebatas yang hadir saja, sementara orang di luar sana tentunya tidak mendapatkan informasi dari pikiran kita.
Terlebih lagi saat seorang yang berceramah tadi berhalangan hadir, sakit atau bahkan wafat maka terputuslah ide atau pemikirannya hanya pada yang mendengarkan dan tentunya ingatan manusia lambat laun bisa berkurang.
Berbeda halnya dengan tulisan. Tidak dibatasi ruang dan waktu bahkan nyawa sekalipun. Lihatlah pemikiran orang-orang besar yang sempat mereka tuliskan tetap bisa kita nikmati hingga hari ini. Tulisan, buku, kitab adalah hasil dari ide atau pemikiran yang mereka lestarikan semasa hidup mereka. Misalnya Imam An Nawawi dan Imam Al-Ghazali mereka sangat banyak menghasilkan tulisan, buku ataupun kitab. Mereka telah melestarikan ilmu dan pemikirannya selagi mereka masih hidup. Jadi salah satu cara terbaik melestarikan ide atau pemikiran kita adalah saat kita masih hidup, bukan setelahnya. Yaitu dengan menulis, sekarng!
http://muklisinalbonai.blogspot.co.id
fanspage: Muklisin Al-Bonai
FB: Muklisin Raya Al-Bonai
Cerita Akhir dan Awal Tahun
Saya pernah membaca atau mendengar kisah hidup seorang pada saat terakhir hidupnya ditanya, apa yang ia sesali? Ternyata yang ia sesali bukanlah terhadap apa yang pernah ia lakukan, tapi apa yang tak sempat ia lakukan (hal baik).
Kita semua tentunya punya cerita selama setahun hingga akhir tahun. Banyak suka dan duka yang kita arungi. Apakah salama setahun ini kita banyak mendapat dan berbuat soal kebaikan ataukah sebaliknya, hanya kita masing-masing dan Tuhanlah yang tahu.
Apakah ilmu, pengalaman, karya dan prestasi yang telah kita toreh sepanjang tahun ini? Adakah taraf ekonomi kita naik? Jalan hidup kita naik dan semakin baik? Bagaimana pula hubungan kita dengan Tuhan apakah telah lebih baik? Dengan sesama manusia dan makhluk lainnya bagaimana pula, sudahkan sewajarnya? Ataukah sebaliknya, itu pun kita masing-masing yang tahu benar kondisinya.
Semua paparan di atas mungkin belum mewakili, mungkin ada diantara kita yang hidupnya baik dan naik tahun ini, namun mungkin pula sebaliknya. Intinya di akhir tahun ini jadikan evaluasi, bagi yang sudah baik tetap pertahankan dan tentunya harus lebih baik mulai di awal tahun. Dan, yang belum juga lebih berjuang lagi, jadikan sebagai catatan cerita khusus sebagai pemicu dan pemacu agar bisa pada level yang diinginkan dan terus tidak hanya maju tapi naik. Satu cacatan penting tahun yang akan kita hadapi tetaplah baru walau tanpa kita rayakan. Ganti waktu perayaan dengan perenungan. Semoga!
Rimbo Panjang, Kampar, 31 Desember 2014. Pukul: 22.30 WIB
Jangan Lupa Ucapkan "Terima Kasih"
“Kata atau kebiasaan mengutarakan terimakasih tidak selalu benar-benar diajarkan di tempat format, akan tetapi itu diperlukan di lingkungan di mana kita hidup secara nyata.” Abu Hamka
TERIMAKSIH tidak hanya suatu hal yang kita lakukan untuk menunjukan rasa hormat, syukur atas apa yang dilakukan pihak lain kepada kita. Lebih jauh terimakasih adalah harta, aset yang sangat berharga bahkan bisa menambah memperpanjang umur penghormatan kita saat kita tidak memijak bumi lagi.
Orang yang tidak biasa dengan ucapan terimakasih sama saja ia memperlakukan lingkungan sosialnya sebagai pelayannya. Ketika ia mendapat bantuan atau pemberian dari orang lain namun ia tidak mengutarakan terimkasih maka kemungkinan kesempatan selanjutnya jauh untuk ia dapatkan. Orang seperti ini jauh dari pertolongan, orang yang telah menolong atau berjasa dalam hidupnya jauh dari penghargaannya.
Mungkin tidak semua orang yang kita bantu akan berharap balas budi. Akan tapi kalau kita tidak mengucapkan terimakasih sama sekali itu membuat kesan yang negatif bahwa orang yang dibantu tidaklah bersyukur mengucapkan terimakasih saja sulit.
Tuhan pencipta alam semesta saja mengatakan bahwa kalau seseorang itu pandai bersyukur maka Dia akan tambah nikmat tersebut. Akan tetapi jika ia tidak pandai bersyukur maka jangankan nikmat bertambah alih-alih murka-Nya yang akan diterima.
Ini menandakan TERIMAKASIH adalah hal yang super penting dalam hidup ini. Tertulis dalam kitab suci, tidak hanya manusia tapi Tuhan pun menegaskan betapa pentingnya berterimakasih baik dengan sesama manusia apalagi dengan yang Maha Kuasa.
Tidak berlebihan salah satu kunci sukses dalam hidup adalah menjadikan BERTERIMAKASIH dan BERSYUKUR sebagai kebiasaan kita. Baik saya, anda, bahkan Pemilik Langit dan Bumi tidak suka dengan orang yang tidak pandai berterimakasih.
Sepertinya sederhana dan mudah rasanya mengucapkan terimakasih, tapi kalaulah kita tidak membiasakan sejak dini atau sekarang ini kita mulai maka tidak semudah kata-kata tersebut.
Seperti sebuah kisah ini: suatu hari seorang siswa tingkat SLTP diantar oleh kakak ipar laki-lakinya dan setelah sampai ke sekolah ia langsung menuju ke kelas tanpa melihat kakak ipar yang mengantarnya dan tidak ada satu kata pun yang ia ucapkan apa lagi berterimakasih. Dan, itu berlanjut setiap pagi dan siang saat ia dijemput oleh kakak iparnya sampai di rumah. Kakak iparnya tidak terlalu ambil pusing, namun ia tetap ingin mengajarkan cara hidup beretika sosial kepada adik iparnya. Kemudian ia utarakan kepada istrinya hal tersebut dan meminta istrinya untuk menasihati adiknya tersebut. Sambil mengutarkan pendapatnya bahwa kalau dibiarkan sampai dewasa adiknya itu tidak akan biasa dan pandai berterimkasih, sekarang tidak masalah dengan kakak iparnya jika nanti dengan orang lain bagaimana? Tentu ini tidak baik bagi dirinya dan lingkungan. Inilah saatnya membiasakan hal tersebut sarannya.
TERIMAKSIH tidak hanya suatu hal yang kita lakukan untuk menunjukan rasa hormat, syukur atas apa yang dilakukan pihak lain kepada kita. Lebih jauh terimakasih adalah harta, aset yang sangat berharga bahkan bisa menambah memperpanjang umur penghormatan kita saat kita tidak memijak bumi lagi.
Orang yang tidak biasa dengan ucapan terimakasih sama saja ia memperlakukan lingkungan sosialnya sebagai pelayannya. Ketika ia mendapat bantuan atau pemberian dari orang lain namun ia tidak mengutarakan terimkasih maka kemungkinan kesempatan selanjutnya jauh untuk ia dapatkan. Orang seperti ini jauh dari pertolongan, orang yang telah menolong atau berjasa dalam hidupnya jauh dari penghargaannya.
Mungkin tidak semua orang yang kita bantu akan berharap balas budi. Akan tapi kalau kita tidak mengucapkan terimakasih sama sekali itu membuat kesan yang negatif bahwa orang yang dibantu tidaklah bersyukur mengucapkan terimakasih saja sulit.
Tuhan pencipta alam semesta saja mengatakan bahwa kalau seseorang itu pandai bersyukur maka Dia akan tambah nikmat tersebut. Akan tetapi jika ia tidak pandai bersyukur maka jangankan nikmat bertambah alih-alih murka-Nya yang akan diterima.
Ini menandakan TERIMAKASIH adalah hal yang super penting dalam hidup ini. Tertulis dalam kitab suci, tidak hanya manusia tapi Tuhan pun menegaskan betapa pentingnya berterimakasih baik dengan sesama manusia apalagi dengan yang Maha Kuasa.
Tidak berlebihan salah satu kunci sukses dalam hidup adalah menjadikan BERTERIMAKASIH dan BERSYUKUR sebagai kebiasaan kita. Baik saya, anda, bahkan Pemilik Langit dan Bumi tidak suka dengan orang yang tidak pandai berterimakasih.
Sepertinya sederhana dan mudah rasanya mengucapkan terimakasih, tapi kalaulah kita tidak membiasakan sejak dini atau sekarang ini kita mulai maka tidak semudah kata-kata tersebut.
Seperti sebuah kisah ini: suatu hari seorang siswa tingkat SLTP diantar oleh kakak ipar laki-lakinya dan setelah sampai ke sekolah ia langsung menuju ke kelas tanpa melihat kakak ipar yang mengantarnya dan tidak ada satu kata pun yang ia ucapkan apa lagi berterimakasih. Dan, itu berlanjut setiap pagi dan siang saat ia dijemput oleh kakak iparnya sampai di rumah. Kakak iparnya tidak terlalu ambil pusing, namun ia tetap ingin mengajarkan cara hidup beretika sosial kepada adik iparnya. Kemudian ia utarakan kepada istrinya hal tersebut dan meminta istrinya untuk menasihati adiknya tersebut. Sambil mengutarkan pendapatnya bahwa kalau dibiarkan sampai dewasa adiknya itu tidak akan biasa dan pandai berterimkasih, sekarang tidak masalah dengan kakak iparnya jika nanti dengan orang lain bagaimana? Tentu ini tidak baik bagi dirinya dan lingkungan. Inilah saatnya membiasakan hal tersebut sarannya.
Setiap Masa Penuh dengan Karya
Memperpanjang umur adalah dengan berkarya, karena ketika seseorang telah berlalu (wafat), ia akan tetap disebut, entah dengan maki atau puji. (Chaidir)
Tidak dipungkiri jika ingin menjadi manusia, pemuda luar biasa adalah dengan berkarya. Sangat berbeda orang yang semasa hidupnya pernah berkarya dangan yang tidak pernah sama sekali.
[El-Bonai]
Hikmah ini bermula dari perbincangan singkat dengan salah seorang sahabat saya, E. Krisdiyanto. Ketika itu kami berada di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (SUSKA), RIAU. Sebelum pergi meninggalkan kampus, saya dan sahabat saya melihat info di papan informasi. Di sana terlihat foto lima orang sahabat yang melanjutkan study di Mesir, dalam pengumuman itu adalah informasi tentang iftor dan reuni Al-Kautsar.
Ternyata sahabat saya tersebut alumni dari Al-Kautsar, ia mengatakan bahwa satu yang terdapat di dalam foto itu adalah sahabatnya satu sekolah dan seorang juga siswanya ketika ia mengajar Aliyah Al-Kautsar.
Untuk meyakinkan saya ia menunjukan beberapa buku yang dikirim oleh salah seorang sahabatnya yang berada di Mesir tersebut. Kebetulan bukunya berbahasa Arab, salah satu bukunya adalah karangan Imam Al-Ghazali.
Nah, kawula muda sebagai generasi penerus, apa yang terpikirkan oleh kita dari kutipan kejadian di atas tadi? Ada hal luar biasa yang tetap mengalir sesuai dengan berlalu zaman, yaitu karya. Mari kita menelaah, bahwa salah satu karya yang populer dan orang yang berkarya tersebut masih disebut juga walau mereka telah lama wafat. Contoh di atas adalah karya imam Al-Ghazali. Pernahkah kita bertemu dan bercakap-cakap dengan beliau? Tentu tidak, akan tetapi ketika kita membaca karyanya, maka seolah kita berdialog, mendengarkannya berbicara, seolah-olah beliau ada di depan kita. Sepertinya ia masih hidup. Ya, masih hidup dengan nafas karyanya.
Berkarya sangat banyak jenisnya, salah satu yang akan tetap dan mungkin bermanfaat ketika kita telah wafat adalah tulisan atau buku karangan hasil pemikiran kita. Maka dengan menulis, kita bisa memberi, berbagi, terutama ilmu secara masal.
Mungkin imam Al-Ghazali dan Prof. Dr. Buya Hamka, atau ulama besar lainnya tidak berpikir bahwa apa yang mereka tulis bisa populer dan dibutuhkan orang sepanjang zaman. Namun Mereka berkarya untuk kemaslahatan umat, yang mungkin bisa bermanfaat bagi orang banyak dan tidak menutup kemungkinan pada generasi penerus.
Salah satu kata bijak mengatakan, “Dengan menulis (berkarya) kita dapat diketahui oleh anak cucu kita, bahwa kita pernah hidup”. Benar adanya, karya, tulisan adalah salah satu jejak kehidupan seseorang.
Dengan menulis, kita bisa memperpanjang umur, kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman walaupun nafas kita sudah berhenti berhembus. Maka menulislah, agar umur tetap panjang, tetap mengalir manfaat ilmunya. Rasulallah SAW bersabda:
“Jika anak adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalanya, kecuali tiga hal; sodakah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo’akan.” [HR. Abu Hurairah].
Berkarya merupakan pekerjaan yang mulia. Menulis adalah pekerjaan para ulama, pewaris para Nabi. Seperti yang dikatakan Saidul Tombang, wartawan Riau Pos, dalam pelatihan jurnalistik, Saidul Tombang bertutur bahwa menulis adalah ladang yang tak bertuan. Ladang yang sangat luas, dan tidak akan ada habisnya bagi siapa yang mau memanfaatkannya untuk kebaikan orang banyak. Karena ilmu harus diikat. “Ilmu itu ibarat udara yang kita hirup yang berlalu lalang, gagasan yang berhembus, dan ia hanya bisa dikumpulkan dengan tulisan. Selagi otak kita mampu berpikir disitulah selalu ada kesempatan menulis, dan menulis itu adalah memberikan identitas baru dan nilai tambah pada diri seseorang,” ujar Saidul, begitu ia biasa disapa.
Sungguh sangat disayangkan kita hidup di dunia, namun kita pergi tidak meninggalkan bekas, tidak meninggalkan prestasi, karya, tulisan yang bisa memperpanjang umur kita dan sekaligus tetap memberi manfaat bagi orang lain yang kita tinggalkan.
Alangkah istimewanya seorang anak muda atau siapa saja yang mengisi setiap masanya, yang terus berusaha memberi kebaikan, membuahkan karya, menuliskan sesuatu yang amat berguna bagi orang lain. Saidul Tombang menambahkan, ”Orang yang memiliki karya dengan orang yang tidak berkarya sangat berbeda.” Ya, sangat berbeda seorang pemuda yang berkarya dibandingkan pemuda yang tidak menyumbangkan apa-apa di masa mudanya.
Kurnia Budiyanti, salah seorang aktivis pemerhati dunia remaja, mengatakan bahwa seseorang sangat dihargai dan dinilai dari tingkat pemikirannya, semakin tinggi pemikirannya, maka semakin tinggi nilai kepribadiannya. Seseorang memiliki pemikiran dan kemudian dituangkannya disebuah tulisan akan menambah nilai dirinya. Nah, Bisa jadi seorang pelajar akan memiliki nilai lebih dari gurunya jika pelajar itu telah memiliki karya nyata. Karena orang yang berkarya sangat jarang kita temui, yang jelas kemampuan yang mereka miliki dalam berkarya dan menulis adalah nikmat dan karunia Allah yang mesti disyukuri dan tidak untuk disombongkan.
Isilah masa muda kita dengan nafas karya, belantara hidup ini sangat tidak bernilai ketika kita lewati tanpa berbuat sesuatu yang bermakna dan berarti. Cara sakti menimbulkan gagasan dalam menulis:
1. Banyak membaca.
2. Banyak berjalan.
3. Banyak bersilaturahm. [Bambang Trim]
By: MA
Tidak dipungkiri jika ingin menjadi manusia, pemuda luar biasa adalah dengan berkarya. Sangat berbeda orang yang semasa hidupnya pernah berkarya dangan yang tidak pernah sama sekali.
[El-Bonai]
Hikmah ini bermula dari perbincangan singkat dengan salah seorang sahabat saya, E. Krisdiyanto. Ketika itu kami berada di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (SUSKA), RIAU. Sebelum pergi meninggalkan kampus, saya dan sahabat saya melihat info di papan informasi. Di sana terlihat foto lima orang sahabat yang melanjutkan study di Mesir, dalam pengumuman itu adalah informasi tentang iftor dan reuni Al-Kautsar.
Ternyata sahabat saya tersebut alumni dari Al-Kautsar, ia mengatakan bahwa satu yang terdapat di dalam foto itu adalah sahabatnya satu sekolah dan seorang juga siswanya ketika ia mengajar Aliyah Al-Kautsar.
Untuk meyakinkan saya ia menunjukan beberapa buku yang dikirim oleh salah seorang sahabatnya yang berada di Mesir tersebut. Kebetulan bukunya berbahasa Arab, salah satu bukunya adalah karangan Imam Al-Ghazali.
Nah, kawula muda sebagai generasi penerus, apa yang terpikirkan oleh kita dari kutipan kejadian di atas tadi? Ada hal luar biasa yang tetap mengalir sesuai dengan berlalu zaman, yaitu karya. Mari kita menelaah, bahwa salah satu karya yang populer dan orang yang berkarya tersebut masih disebut juga walau mereka telah lama wafat. Contoh di atas adalah karya imam Al-Ghazali. Pernahkah kita bertemu dan bercakap-cakap dengan beliau? Tentu tidak, akan tetapi ketika kita membaca karyanya, maka seolah kita berdialog, mendengarkannya berbicara, seolah-olah beliau ada di depan kita. Sepertinya ia masih hidup. Ya, masih hidup dengan nafas karyanya.
Berkarya sangat banyak jenisnya, salah satu yang akan tetap dan mungkin bermanfaat ketika kita telah wafat adalah tulisan atau buku karangan hasil pemikiran kita. Maka dengan menulis, kita bisa memberi, berbagi, terutama ilmu secara masal.
Mungkin imam Al-Ghazali dan Prof. Dr. Buya Hamka, atau ulama besar lainnya tidak berpikir bahwa apa yang mereka tulis bisa populer dan dibutuhkan orang sepanjang zaman. Namun Mereka berkarya untuk kemaslahatan umat, yang mungkin bisa bermanfaat bagi orang banyak dan tidak menutup kemungkinan pada generasi penerus.
Salah satu kata bijak mengatakan, “Dengan menulis (berkarya) kita dapat diketahui oleh anak cucu kita, bahwa kita pernah hidup”. Benar adanya, karya, tulisan adalah salah satu jejak kehidupan seseorang.
Dengan menulis, kita bisa memperpanjang umur, kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman walaupun nafas kita sudah berhenti berhembus. Maka menulislah, agar umur tetap panjang, tetap mengalir manfaat ilmunya. Rasulallah SAW bersabda:
“Jika anak adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalanya, kecuali tiga hal; sodakah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo’akan.” [HR. Abu Hurairah].
Berkarya merupakan pekerjaan yang mulia. Menulis adalah pekerjaan para ulama, pewaris para Nabi. Seperti yang dikatakan Saidul Tombang, wartawan Riau Pos, dalam pelatihan jurnalistik, Saidul Tombang bertutur bahwa menulis adalah ladang yang tak bertuan. Ladang yang sangat luas, dan tidak akan ada habisnya bagi siapa yang mau memanfaatkannya untuk kebaikan orang banyak. Karena ilmu harus diikat. “Ilmu itu ibarat udara yang kita hirup yang berlalu lalang, gagasan yang berhembus, dan ia hanya bisa dikumpulkan dengan tulisan. Selagi otak kita mampu berpikir disitulah selalu ada kesempatan menulis, dan menulis itu adalah memberikan identitas baru dan nilai tambah pada diri seseorang,” ujar Saidul, begitu ia biasa disapa.
Sungguh sangat disayangkan kita hidup di dunia, namun kita pergi tidak meninggalkan bekas, tidak meninggalkan prestasi, karya, tulisan yang bisa memperpanjang umur kita dan sekaligus tetap memberi manfaat bagi orang lain yang kita tinggalkan.
Alangkah istimewanya seorang anak muda atau siapa saja yang mengisi setiap masanya, yang terus berusaha memberi kebaikan, membuahkan karya, menuliskan sesuatu yang amat berguna bagi orang lain. Saidul Tombang menambahkan, ”Orang yang memiliki karya dengan orang yang tidak berkarya sangat berbeda.” Ya, sangat berbeda seorang pemuda yang berkarya dibandingkan pemuda yang tidak menyumbangkan apa-apa di masa mudanya.
Kurnia Budiyanti, salah seorang aktivis pemerhati dunia remaja, mengatakan bahwa seseorang sangat dihargai dan dinilai dari tingkat pemikirannya, semakin tinggi pemikirannya, maka semakin tinggi nilai kepribadiannya. Seseorang memiliki pemikiran dan kemudian dituangkannya disebuah tulisan akan menambah nilai dirinya. Nah, Bisa jadi seorang pelajar akan memiliki nilai lebih dari gurunya jika pelajar itu telah memiliki karya nyata. Karena orang yang berkarya sangat jarang kita temui, yang jelas kemampuan yang mereka miliki dalam berkarya dan menulis adalah nikmat dan karunia Allah yang mesti disyukuri dan tidak untuk disombongkan.
Isilah masa muda kita dengan nafas karya, belantara hidup ini sangat tidak bernilai ketika kita lewati tanpa berbuat sesuatu yang bermakna dan berarti. Cara sakti menimbulkan gagasan dalam menulis:
1. Banyak membaca.
2. Banyak berjalan.
3. Banyak bersilaturahm. [Bambang Trim]
By: MA
Minggu, 30 November 2014
Antara Nasi Rondang dan Nasi Goreng
Pagi
ini (13-11-14) saya rindu masakan omak (ibu) yang dulu waktu saya masih
anak-anak. Biasanya omak pagi-pagi sudah memasak nasi rondang
(rendang). Nasi rondang berbeda dengan nasi goreng yang dimasak
kebanyakan orang. Bahkan mungkin hanya di daerah tertentu adanya.
Nasi
rondang pun berbeda pula dengan rendang daging atau rendang yang
diketahui orang-orang. Antara nasi rondang dan nasi goreng kedua-duanya
sama-sama dimasak dikuali. Bedanya, nasi
rondang tidak menggunakan minyak goreng, tanpa bumbu bahkan bawang
merah atau bawang putih. Istilahnya nasi tok. Nasi rondang istilah orang
tua-tua dahulu adalah memanaskan nasi di pagi hari dengan cara
merendangnya atau menggorengnya tanpa hal-hal yang disebutkan di atas.Bagi yang belum pernah mencicipinya tentu belum tahu rasanya. Bagi saya rasanya khas dan membuat rindu jika lama tak menikmatinya apalagi ibu kita yang memasaknya. Enaknya lagi jika dicicipi dengan kuah gulai yang dipanaskan atau ikan asin, bahkan kata orang tua-tua (khusus daerah saya-Bonai Darussalam) zaman dulu nasi rondang dinikmati juga dengan pisang atau air teh. Aneh, tapi nyata.
Pagi ini saya meminta istri saya memasak nasi goreng. Dulu pas pulang kampung, istri saya sempat melihat omak membuat nasi rondang. Nah, pas sudah di rumah kami, istri sayapun mencoba membuatnya dan pagi ini pun dibuatkan spesial untuk saya. Rasanya ok bahkan saya mintak tambah. Khazanah masakan daerah tentunya tidak serta merta kita lupakan walaupun kita tidak tinggal di kampung lagi. Itulah menjadi inspirasi saya menulis pagi ini dan mudah-mudahan ada manfaatnnya walaunya hanya sebagai wawasan atau jendela inspirasi kita semua.
#SalamBermakna, JejakMaknaBoengBonai
DAHSYATKAN HIDUP DENGAN MENTORING
Hari rabu (28-12-13) saya hadir dalam sebuah training “DAHSYATNYA
MENTORING” di kampus Rab. University jalan Riau, Pekanbaru. Acaranya pukul 13.30 WIB dimulai. Pematerinya/Trainernya pak Wira Ramli dari WRC.
Seminar ini memberikan banyak suntikan hal positif dalam diri saya. Saya
mendapatkan ilmu baru dan sekaligus membuka file-file lama saya tentang ilmu
yang mungkin pernah saya dengar atau pelajari. Ada beberapa ulasan singkat yang
bisa saya sampaikan dengan tulisan ini dari
hasil seminar tersebut.
Sederhananya mentoring ini adalah sebuah proses transfer ilmu dari seorang pementor (guru, kakak pementor, pembina) kepeda seseorang atau beberapa orang (yang dibina). Kalau di sekolah kita sebut guru yang mengajar di kelas,
kalau di mentoring kita sebut pementor. Syarat pementor adalah seseorang yang
sudah ikut mentoring dan sudah memahami
bidangnya. Pementor harus bisa membangkitkan semangat dan potensi binaannya ke
arah yang lebih baik lagi.
Ada juga istilah lainnya yaitu seseorang belajar bersama berkumpul dengan
beberapa orang apakah itu melingkar atau dalam dalam bentuk lainnya. Yang di
dalamnya ada yang membagikan ilmu, pengalaman, solusi, jaringan, saling curhat bahkan
jodoh sekalipun kadangkala bisa didapatkan di sisni dan hal positif lainnya. Juga sebagai kolaborasi kebaikan yang saling membantu ada 3
syarat berkolaborasi:
1. Kolaborasi yang
baik adalah memprioritaskan Sang Khalik.
2. Memilih dengan
siapa kita berkumpul/bergaul; sukses juga ditentukan dengan siapa kita
berteman.
3. Mutualisme; ada manfaat/keuntungan positif yang akan kita
peroleh dari ikut mentoring). Sukses itu indah kalau bersama (berkolaborasi).
Mentoring itu sangat
bermanfaat bagi siapa pun. Ya, siapa pun yang ingin meraih sukses, yaitu sukses
lebih cepat dan bermakna.
4 alasan Mengapa
kita Harus Mentoring:
1.Rasulullah dulunya menggunakan konsep ini (para sahabat
dibina disuatu tempat dan berkelompok dan para sahabat adalah generasi terbaik
karena mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah)
2.Sebagai PROSES PERCEPATAN SUKSES atau jalan pintas atau
jalan tol menuju sukses lebih cepat (kita mendapat ilmu, informasi, jaringan
dalam program mentoring secara khusus dari berbagai sumber/teman)
3.Memacu proses kedewasaan kita
4.Orang yang berhasil selalu ada pembimbingnya karena sukses
itu meninggalkan jejak, maka ikutilah jejak sukses mereka dengan mentoring
bersama mereka.
Bedanya belajar di sekolah dengan mentoring adalah bahwa mentoring
diperlukan bagi seseorang agar bisa memahami bahkan mempraktikan suatu spesialis tertentu. Misal seseorang ingin belajar bisnis lebih
dalam dan ingin cepat sukses, maka ia perlu pementor yang mengajari dan membimbingnya agar sukses di
bidangan
bisnis. Contohnya pendiri Facebook MARK ZUCKERBERG ternyata ia juga
mentoring. Lalu kita bertanya siapa pementornya? Ternyata pementornya adalah
Bill Gates (orang ahli software atau pendiri microsoftword). Contoh lainnya,
Bung Karno ternyata juga ada pementornya hingga ia menjadi tokoh dan proklamtor
Indonesia, yaitu Hos Cokroaminoto.
Kita perlu mentoring,
kita perlu pembimbing untuk sukses dalam bidang apa pun. Soal belajar Islam
misalnya kita harus ada guru, tidak hanya berislam dari keturunan. Tapi kita
harus pelajari, pahami lagi apa itu Islam. Nah, untuk memahaminya perlu namanya
program mentoring/kajian yang dipandu oleh pementor yang tentunya sudah ahli
pada bidangnya. Kita perlu orang lain untuk membantu kita meraih impian dan sukses.
Carilah pementor yang handal.
Mentoring ini bisa
sebagai percepakan meraih sukses. Karena kita dibimbing oleh mereka yang sudah
punya jejak sukses di bidang tersebut. Saat kita ingin menjadi pebisnis maka
ikuti mentoring bisnis. Saat kita ingin jadi tokoh atau orang berpengaruh
belajarlah dengan para pementor yang jejaknya
disana juga. Jika kita ingin
mendalami islam bergurulah pada ahlinya atau ulama. Jika kita ingin jadi
trainer, motivator, penulis atau apa pun bidang yang kita ingin sukses gemilang
kita perlu mementoringkan diri pada bidang tersebut.
Mentoring ini juga
bermanfaat untuk menguatkan kebersamaan, karena kita dalam sebuah kelompok yang
akan saling mengutakan satu sama lainnya. Domba yang sendirian akan mudah
dimangsa Srigala. Lidi kalau satu batang sangat lemah kalau banyak bisa menyapu
sampah yang besar dan banyak. Beragam latar belakang dan jenis suku bahkan
keahlian dari teman-teman yang ikut membuat kita bisa saling berbagi ilmu,
motivasi, jaringan (bisa jadi anda menemukan jodoh dari kenalan teman atau
dapat mitra bisnis baru), bisa curhat bahkan saling memberi solusi sekalipun
urusan finansial (kalau kepepet pinjam kas mentoring dulu, hhhee hhe).
Lebih jauh lagi, mentoring
adalah proses pendewasaan;
*Pendewasaan Ilmu; karena kita akan berkumpul, berinteraksi
dengan berbagai orang yang memiliki latar belakang keilmuan yang saling berbagi
di mentoring
*Pendewasaan
Silaturahim & Jaringan Bisnis
*Pendewasaan Psikologi. Ingat, tua itu pasti tapi belum tentu
dewasa, makanya kita perlu mentoring sebagai wadah membantu percepatan
bertumbuh dan berkembang dalam mariah impian sukses kita.
*Pendewasaan Keyakinan
(Islam); perlu mempelajari dan memahami Islam lagi tidak hanya tahu dari orang
tuanya yang Islam atau hanya di KTP.
Salah satu ciri jiwa
sukses adalah selalu mau belajar dan belajar.
DE BATAS KOTA, 28-12-13
Berterimakasihlah untuk Ketidaksetujuan dan Hinaan Orang Lain
Kita perlu berterima kasih kepada mereka yang pernah
menghina, memaki, mencemooh, mengejek mimpi dan karya kita. Pada dasarnya
tindakan negatif mereka adalah vitamin dan nutrisi gratis yang kita dapatkan
untuk memacu pikiran dan aksi kita. Kalau mereka tidak menghina kita, bisa jadi
kita hanya puas dengan apa yang kita lakukan dan tidak membuat gebrakan baru.
Namun, karena “bantuan” mereka secara tidak sengaja telah membuat kita berpikir
untuk membuktikan bahwa apa yang mereka katakan tidak benar sampai kita
benar-benar membuktikannya.
Mungkin bisa saya hubungkan dengan pengalaman saya
beberapa waktu lalu, saat pertama kali
saya bergabung dengan sebuah perusahaan yang baru berdiri. Saya cukup mendapat
tekanan batin dari beberapa kenalan saya, mereka pesimis dengan mimpi saya,
bahkan ada yang mengecam tidak mungkin ataupun mencoba menyurutkan langkah
saya. Namun, bersama Allah tidak ada yang sulit dan semuanya tidak menyurutkan
langkah saya. Hina atau tidaknya bukan ditentukan oleh ejekan atau hinaan orang
lain, tapi sungguh Allah Maha tahu segalanya. Ini telah dijanjikan oleh Allah:
“Katakanlah
(Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada
siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sungguh Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. (Ali ‘Imran: 26)
Saya yakin kita
semua juga punya prinsip yang tidak bisa diganggu orang lain. Dan juga telah
yang dicontohkan baginda Rasulullah dalam hal “akhidah” ketika ditawarkan untuk
saling menghadiri acara ritual semua agama pada saat itu, beliau tidak mau.
Pepatah mengatakan, “Anda boleh berteman dengan saya, tapi jangan ganggu
prinsip dan keyakinan saya.” Pesan dosen saya ketika saya bersilaturahim di
kantornya, “I wish you always all the best.” (Dr. Helmiati)
Sari juice
cinta dari surganya: motivasi diri, dorongan dari luar, dan tekanan serta kepahitan merupakan pemicu
jitu untuk sukses.
Segelas
Mutiara Makna:
“Keyakinan besar dan keberanian adalah modal dalam setiap laga perjuangan,
semangat adalah bahan bakar untuk melaju, motivasi adalah dorongan
menerjang segala rintangan, inspirasi adalah kekayaan, sabar adalah power agar
tetap kokoh, hanya keikhlasan yang bisa membuat itu semua bernilai manfaat bagi
manusia dan ridha di sisi-Nya.”
(Ibnu Amsar)
Dari Buku "Segelas Juice Cinta dari Surga"
Buku sebagai Gaya Hidup
SAATNYA JADIKAN BUKU
SEBAGAI GAYA HIDUP
Hari (05-12-13) saya dan istri pergi ke kampus UIN SUSKA
RIAU. Menghadiri wisuda ponakan saya. Dari rumah kami berangkat sekitar pukul 11.30an.
Di jalanan cukup macet. Mungkin karena hari ini acara wisuda tersebut. Dan
tentunya tidak hanya diramaikan oleh para wisduawan/i tapi juga para tamu
undangan yaitu keluraga dan teman-teman meraka yang turut berbahagia dan
berbangga di hari ini.
Kami tetap melanjutkan perjalanan menuju UIN. Setelah dapat
tempat parkir. Kami pun menuju tempat acara wisuda. Saya tidak hanya sekedar
menuju tempat acara wisuda tapi juga “cuci mata”, epss, jangan salah tafsir
dulu. Cuci matanya jauh berbeda, yaitu “cuci mata pengusaha”, selalu melihat
peluang atau bisnis apa yang bisa digarap. Itulah kalau pengusaha di mana saja
selalu cuci mata “peluang usaha”.
Soalnya hari ini di jalan dan trotoar menuju PKM UIN SUSKA disulap jadi
pasar kaget. Beraneka ragam usaha, baik makanan, minuman, souvenier dan
sampai-sampai ada yang jual siput laut dicat warna-warni, masih hidup tentunya.
Wah..orang wisuda ramai, yang jualan juga tidak kalah ramainya.
Begitu banyak dagangan atau usaha yang ada di pasar kaget
tersebut hanya ada beberapa jenis usaha atau penjual yang tidak. Yaitu salah
satunya jualan atau bazar buku. Walaupun ada saya lihat yang jualan Al-Qur’an,
alhamdulliah. Yang menjadi tanda tanya saya adalah bukankah hari ini adalah
pengukuhan kaum intelektual, tentunya identik dengan buku atau ilmu. Lalu apa
seharusnya ada yang jual buku? Bisa saja harus ada yang mewakili kalaupun tidak
ada berarti belum. Ya belum dijadikan sebagai sesuatu yang lebih bermakna untuk
diperjual belikan pada moment yang nota benenya acara kaum intelektual apakah
itu sebagai kado dari orang-orang tersayang mereka.
Hari ini saya sengaja dan sudah diniatkan membawa kado
(bahkan sudah saya biasakan memberi kado dengan buku, terutama kado
pernikahan). Kadonya tidak sebuah souvenier yang akan jadi target debu jika
dipajang atau bunga yang saya pun belum atau apa artinya pada momen seperti ini
manfaatnya lebih jauh.
Bagi saya buku jika dijadikan hadiah akan lebih memberi
makna, manfaatnya jangka panjang. Misal jika kita memberi seseorang uang dua
puluh ribu rupiah akan habis dalam beberapa menit bahkan detik saja. Namun saat
kita memberi seseorang sebuah buku, katakanlah itu buku motivasi sukses
berwirausaha misalnya, bisa saja buku yang kita berikan sangat bermanfaat dan
membawa perubahan yang lebih baik baginya bahkan menjadi jalan suksesnya. Namun
bukan berati hadiah lain tidak baik, bisa saja kita berikan buku plus souvenier
bingkai photo.
Kemudian, yang menjadi pertanyaan saya lagi, kira-kira dalam
acara seperti wisuda ini berapa orangkah yang berinisiatif memberikan kado
berupa buku? Di hari lahir seseorang apakah ada orang yang memberikan hadiah
buku, seberapa sering atau berapa orang? Mungkin bisa dihitung jari atau malah
sangat langka.
Intinya kebiasaan dari sebagian orang dalam memberi kado
adalah dalam bentuk benda yang kira-kira membuat seseorang yang diberikan akan
senang, bahagia atau bahkan sebaliknya sesuatu yang mubazir, tapi masih jauh
dari hal yang bermakna seperti halnya kado berbentuk buku, kaset ceramah dan
VCD motivasi.
Nah, dari hal-hal yang kita lihat dan alami selama ini sudah
saatnya kita berupaya mengarahkan kebiasaan kita dalam berbagi kado ini pada
hal yang lebih bermakna bahkan kita jadikan sebagai gaya hidup. Mulai saat ini
“Say it with BOOKS” tidak selalu “Say it with Flower”. Tidak hanya dalam
berbagi kado namun dalam semua aspek kehidupan kita.
Milai saat ini jadikan membeli buku sebagai gaya hidup.
Mengoleksi buku sebagai gaya hidup. Membuat pustaka pribadi sebagai gaya hidup.
Menghibahkan buku sebagai gaya hidup. Membelikan anak atau teman buku sebagai
gaya hidup. Meminjamkan buku sebagai gaya hidup. Dekat dengan buku sebagai gaya
hidup. Menulis buku sebagai gaya hidup. Menjual buku sebagai hidup dan
mengkampanyekan gaya hidup lebih bermakna dengan buku sebagai gaya hidup. We
love BOOKS. We Love Reading.!!
Semua Pasti Ada Akhir
"SEMUA ORANG AKAN PASTI MATI, TAPI
YANG TERPENTING BAGI ALLAH ADALAH PRILAKU KITA SELAMA HIDUP"
Dalam sebuah seminar (28-12-13) DAHSYATNYA MENTORING
trainernya memutarkan sebuah video di sesi akhir acara. Dalam video itu
bercerita tentang para pendaki. Banyak mengalami tantangan bahkan nyawa
melayang. Tapi ada seorang pendaki yang tetap melaksanakan shalat di atas
gunung es. Salah seorang temannya berkata, “Anda ternyata seorang yang taat…”
dan ia menjawab, “SEMUA ORANG PASTI AKAN MATI, TAPI YANG TERPENTING BAGI ALLAH
ADALAH PRILAKUNYA SELAMA HIDUP.”
HIDUP. Apakah kata hidup ini tidak ada pasangannya? Tentu
ada, pasangannya adalah MATI. Lalu, fakta tentang hidup adalah setiap yang
bernyawa akan merasakan kematian begitu Sang Khalik berfirman. Artinya bahwa
semua makhluk khususnya yang bernama manusia akan mati. Jadi, apa yang paling
berpengaruh dari kehidupan kita saat kita menemui kematian? Yaitu prilaku
ataupun perbuatan, amal baik atau buruk akan mempengaruhi awal kematian kita.
Memutuskan apa yang akan kita perolah di saat kematian menjemput bukanlah
setelah kematian itu terjadi karena pada saat itu kita tidak bisa berbuat
apa-apa lagi kecuali menunggu. Ya, menunggu pengadilan Sang Khalik tentang apa
yang telah kita perbuat selama kita hidup. Kapan keputusan tentang apa yang
ingin kita perolah saat kematian adalah saat kita hidup, yaitu saat ini, bukan
nanti atau setelah mati. Yaitu menentukan pilihan hidup, yaitu hidup yang
sesuai dengan cara hidup Sang Khalik. (Tulisan ini akan dikembangkan,
insyallah)
DE BATAS KOTA, 28-12-13
Kadang suatu waktu
Kadang
suatu waktu sy sdkit bingung: *Saat orang punya (kekasih-blum nikah)
mereka akan memosting fotonya (padahal tidak ada jaminan ia akan menikah
dengannya) *Saat Orang punya istri/suami juga ada yang memposting
pasangan tsbt *Punya anak pun diposting *Saat orang merasa tampan/cantik
pun memposting fotonya (padahal ia akan tua dan keriput) *Saat orang
baru nikah pun memposting fotonya di FB (padahal mereka belum tahu
perjuangan berumah tangga) *Sedih diposting, bahagia pun *Yang pnya
usaha pun sudah seharusnya, Terus saya mau posting apa? Mungkin bukan
pula suatu yang salah..
Satu lagi yg saya heran..dulu orang pada malu aibnya dilihat orang, tapi sekarang kalau bisa org tahu seluruh dunia, yang tak dibuka pun dibuka dan yang tertutup kadang juga mau dipuji padahal itu nikmat yg harus disyukuri..semua ada akhirnya..yang muda akan tua..pertengahan saja..cukup DIA yang Tahu betapa kita lg bahagia jika terlalu berlebihan bisa saja berubah duka itulah hukum dunia, dunia bisa saja pagi menebar sebaris bahagia bisa juga senja mendatangi kita dengan sedih...pertengan saja...
Ini hanya sebuah letupan pengantar tidur atau anggap saja sebuah dongeng yang memang hanya pengantar tidur dan bisa saja dilupakan...
Satu lagi yg saya heran..dulu orang pada malu aibnya dilihat orang, tapi sekarang kalau bisa org tahu seluruh dunia, yang tak dibuka pun dibuka dan yang tertutup kadang juga mau dipuji padahal itu nikmat yg harus disyukuri..semua ada akhirnya..yang muda akan tua..pertengahan saja..cukup DIA yang Tahu betapa kita lg bahagia jika terlalu berlebihan bisa saja berubah duka itulah hukum dunia, dunia bisa saja pagi menebar sebaris bahagia bisa juga senja mendatangi kita dengan sedih...pertengan saja...
Ini hanya sebuah letupan pengantar tidur atau anggap saja sebuah dongeng yang memang hanya pengantar tidur dan bisa saja dilupakan...
JANGAN BERHENTI BELAJAR
“Berhenti Belajar Artinya Tertinggal” (Saptuari)
Kemarin (29/11) saya dapat tugas mulia. Ya tugas menjemput orang hebat dari Jogja. Seorang pengusaha yang sudah sembilan tahun menekuni usahanya dibidang digital. Omset satu outlet mencapai 60 juta dan hebatnya lagi beliau punya 40 outlet, gila kan?
Beliau diundang untuk mengisi seminar wirausaha di salah satu kampus di Pekanbaru. Saya menjemputnya di bandara pukul 12.30 WIB. Ditemani sahabat saya. Diperjalanan tidak banyak yang dibicarakan sembari penyesuaian beliau dengan saya. Kami lebih banyak membicarakan kota ini yang terasa panas. Sesekali berbicara bisnis dan bagaimana cara bermitra dengan usaha beliau.
Kami pun singgah di salah satu restaurant untuk makan siang. Saya mulai bertanya soal berwirausaha dan kapan beliau naik atau melesat maju. Beliau mengatkan 3-5 tahun bisnisnya meroket dan sekarang beliau juga punya bisnis kuliner 5 cabang.
Sambil menunggu pesanan saya terus bertanya apa yang harus dilakukan diawal berwirausaha. Beliau memaparkan focus dan konsisten. Dan jangan berhenti belajar karena itu sama artinya kita akan ketinggalan. Begitu pun dalam dunia bisnis.
#BB
Kata-Kata Luar Biasa
Sinopsis |
Manusia luar biasa, seperti Rasulullah SAW, akan melahirkan kata-kata yang luar biasa. Kata-kata bijak dari Rasulullah bukan hanya akan memacu kita untuk giat bekerja bagi dunia saja tetapi juga akan membangkitkan ghiroh atau semangat untuk mentaati Allah SWT. Agama Islam adalah agama yangn lengkap dan universal. Umat ini mempunyai orang-orang yang luar biasa -- seperti Abu Bakar Shiddiq r.a., Umar bin Khattab r.a., Ustman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalih r.a., Khalid bin Walid, Aisyah binti Abu Bakar r.ha. dan banyak lagi -- baik dalam hal karya nyata maupun dalam tutur kata. Tutur kata yang lahir adalah tuntur kata yang pernah makna dan hikmah. Apa yang mengalir dari ucapan mereka adalah gambaran batin yang luhur. Abu Dzar Al-Ghifari pernah berkata, "Benar batinnya, benar juga lahirnya. Benar akhidahnya, benar juga ucapannya." Maka sudah seharusnya kata-kata yang luar biasa dari manusia luar biasa kita renungkan dan kita ambil manfaatnnya. Karena itu semua bukan kata-kata tanpa makna, akan tetapi itu adalah cermin batin yang sangat mulia dari manusia luar biasa. Semoga dengan hadirnya buku, "Kata-kata Luar Biasa dari Manusia Luar Biasa", dapat membangkitkan kembali semangat generasi Islam hari ini untuk menyelami hikmah dari tutur kata manusia luar biasa yang siap menempa jiwa yang luar biasa. Semoga bermanfaat dan full berkah. |
Raih Prestasi Tinggi
Sinopsis |
Buku ini merupakan inspirasi baru bagi percepatan perubahan dan membuka cakrawala berpikir kita bahwa kemajuan itu haruslah dimulai dari sekarang. Dalam buku ini, penulis muda ini telah memberikan gambaran nyata bahwa kemajuan dan kesuksesan itu dapat diraih, asalkan kita berani untuk melangkah dan benar-benar berani untuk maju. Dengan hadirnya buku ini, di tengah krisis kepercayaan akan perubahan dan kesuksesan, semoga dapat menjadi inspirasi besar, motivasi luar biasa dan dapat membuka cakrawala berpikir kita sekaligus menggerakkan jiwa raga kita untuk berbuat, berani memulai perubahan besar. Mudah-mudahan, buku ini menjadi salah satu yang dapat memacu inspirasi kita, mengobarkan api semangat baru untuk memulai perubahan dan kemajuan yang luar biasa. |
Minggu, 23 Maret 2014
AKU RINDU MENULIS
Sebelum sakit gigi, sebelum sakit tenggorokan, sebelum
sariawan atau sakit yang membuat seorang public speaker tak bisa lagi berbicara
di depan peserta seminar, atau yang lebih dahsyat lagi sebelum maut menyapa.
Maka, MENULISLAH!!!
“Sudah lama sekali saya tidak menulis. Sepertinya, semakin
lengkap fasilitas; computer, laptop, atau alat tulis lainnya, tapi anehnya
semangat menulis pula yang tak lengkap.”
AKU RINDU MENULIS…
Pada hakikatnya
aktivitas menulis ini tidak terikat oleh ruang dan waktu. Jika tadi seorang
trainer atau public speaker akan
berhenti (sementara) berbicara atau mengisi seminar jika tiba-tiba ia terserang
penyakit, bisa sakit gigi, pusing, sariawan dll, ini tentu akan mengganggu atau
malah menghentikan aktivitas berbicara. Namun, bagi seorang yang melakukan
aktivitas menulis tidak ada halangan yang berarti, bahkan dikala sakitpun masih
sangat bisa melakukan aktivitas menulis.
Tidak sedikit para penulis kenamaan jutsru mulai dan mendapat
‘kesempatan emas’ menulis saat sakit, seperti Asma Nadia, waktu kecil karena
sering masuk rumah sakit, maka ia selalu membaca buku dan akhirnya ilmu
tersebut bisa dia torehkan dengan menulis. Lain hal dengan penulis novel
Ayat-Ayat Cinta, Kang Abik, menulis novel ayat-ayat cinta tersebut saat ia
sakit atau karena musibah kecelakaan. Kemudian, penulis dengan nama pena Pipiet
Senja, selalu cuci darah setiap bulannya, tapi dengan ujian tersebut malah
menambah tajamnya kualitas penanya.
Seperti yang kita bahas di atas tidak dibatasi ruang, ada
juga penulis yang bisa menulis ketika di penjara, Buya Hamka jutsru menulis
Tafsir Al-Azhar pada saat beliau di penjara dan juga penulis La Tahzan juga
menulis di penjara saat menulis buku tersebut. Nah, apakah kita baru menulis
kalau sakit atau dipenjara dulu?? Tentu tidak, maksudnya, apa pun kondisi kita dan
di mana pun kita berada, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bisa
menulis. Artinya, detik ini tebuslah kerinduan kita dengan MENULIS…keep moving…
Rimbo
Panjang Nenas City (RPNC), 17 Januari 2013
MR. ALBONAI
Senin, 03 Maret 2014
BIOGRAFI PENULIS DUNIA
(dalam buku BERGURU PADA PENULIS BESAR DUNIA, karya Muklisin Al-Bonai & Satri Adzkiya; Istri)
Berguru Sukses Kepada Penulis Besar....
Prof. Dr. Buya HAMKA
Cinta Adalah Inspirasi Mengarang
“Dasar (Inspirasi) kepengarangan saya (menjadi pengarang) adalah cinta,” “Cinta tertinggi adalah Dia Yang Pengasih dan Maha Penyayang, yaitu Allah SWT. Pandanglah alam dengan penuh cinta, dan berjuanglah dengan semangat cinta. Dengan begitu anda akan berbalas-balas cinta dengan Dia pemberi cinta. Cinta sejati adalah tatkala anda memasuki gerbang maut dan bertemu Dia, ‘Almautu ayatu bi shadiq’.”
[Prof. Dr. Buya Hamka]
“Dengan seni hidup menjadi indah, Dengan ilmu hidup menjadi mudah,
Dengan agama hidup menjadi terarah.”
Merasa rugi bagi yang tidak kenal dengan seorang ulama, aktivis politik, sastrawan, politikus, filsuf, dan aktivis Muhammadiyah Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara yang satu ini. Beliau adalah Prof. Buya HAMKA (Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah) tahun 1908-1981. Beliau lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Nama pemberian Ayahnya adalah Abdul Malik. Ibunya dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau Haji Rasul, dari keluarga ulama dan seorang pelopor gerakan pembaruan/modernis dalam Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906. Sebutan Buya bagi HAMKA, panggilan untuk orang Minangkabau, berasal dari kata abi. Abuya (bahasa Arab), yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.
Kita tahu kalau Buya HAMKA selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan memiliki penerbit. Sejak tahun 1920-an, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam. HAMKA juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid).
Beliau adalah seorang ulama sekaligus sastrawan yang sangat inspiratif dan pruduktif.Pada 1950, ia mendapat kesempatan untuk melawat ke berbagai negara daratan Arab. Sepulang dari lawatan itu, HAMKA menulis beberapa roman. Antara lain Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Sebelum menyelesaikan roman-roman di atas, ia telah membuat roman yang lainnya. Seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau ke Deli, dan Di Dalam Lembah Kehidupan merupakan roman yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura. Setelah itu HAMKA menulis lagi di majalah baru Panji Masyarakat yang sempat terkenal karena menerbitkan tulisan Bung Hatta berjudul Demokrasi Kita.
Kita tentu sudah mahfum tentang pepatah ini, “Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin yang menerpanya.” Karya besar dan menjadi pribadi berjiwa besar akan selalu dekat yang namanya ujian. Semakin tinggi dan besar, maka ujiannya pun semakin besar. Tidak bisa kita tepis lagi apa yang terjadi dengan Buya HAMKA. Buya Hamka pernah masuk penjara dengan tuduhan palsu. Namun, menjadi inspirasi besar untuk menyelesaikan Tafsir Al Azhar yang lengkap 30 jus dan sudah dicetak ulang puluhan kali. Ternyata rahasia beliau eksis berkarya adalah cinta. Inspirasi menjadi pengarangnya adalah cinta.
Penghargaan
Atas jasa dan karya-karyanya, HAMKA telah menerima anugerah penghargaan, yaitu Doctor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Cairo (tahun 1958), Doctor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia (tahun 1958), dan Gelar Datuk Indomo dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
Kemudian, Tun Abdul Razak, pada waktu itu sebagai Presiden Universitas terbesar di Malaysia—UKM membacakan pidato elu-eluannya dengan menyebut Promovendus Prof. Dr. HAMKA sebagai pujangga Islam yang menjadi kebanggaan semua rumpun Melayu.
“HAMKA bukan hanya milik bangsa Indonesia, tapi juga kabanggaan bangsa-bangsa Asia Tenggara.” Ujar Tun Razak.
Pandangan Hamka Tentang Kesusastraan
Pandangan sastrawan, HAMKA yang juga dikenal sebagai Tuanku Syaikh Mudo Abuya Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo tentang kepenulisan. Buya HAMKA menyatakan ada empat syarat untuk menjadi pengarang (penulis). Pertama, memiliki daya khayal atau imajinasi; kedua, memiliki kekuatan ingatan; ketiga, memiliki kekuatan hapalan; dan keempat, memiliki kesanggupan mencurahkan tiga hal tersebut menjadi sebuah tulisan.
Karya-karya buku sejak mulai menulis dan mengarang 1925 (sejak usia 17 Tahun)
1. Khatibul Ummah. Jilid I
2. Khatibul Ummah. Jilid II
3. Khatibul Ummah. Jilid III
4. Si Sabariah (Roman, huruf Arab dan Minangkabau, dicetak tiga kali)
5. Adat Minangkabau dan Agama Islam
6. Ringkasan Tarikh Umat Islam (1929)
7. Kepentingan Melakukan Tabligh (1929)
8. Hikmat Isra’ dan Mi’raj
9. Arkanul Islam (1932) di Makasar
10.Laila Majnun (1932) Balai Pustaka
11.Majalah “Tentara” (4 nomor) di Makasar
12.Majalah Al Mahdi (9 nomor) 1932 di Makasar
s.d 118. Tafsir Al-Azhar Juz XXX. Karya Buya HAMKA berjumlah 118 karya (buku, novel dll) dan masih ada dalam majalah Panji Masyarkat.
(DARI BUKU BERGURU SUKSES PADA PENULIS BESAR DUNIA, Karya: Muklisin Raya & Satri Adzkiya)
Berguru Sukses Kepada Penulis Besar....
Imam asy-Syafi’i
Imam Muli dan Memiliki Banyak Karya yang Memesona
Siapa yang tidak kenal dengan Imam Syafi’i. Kita pikir semua orang muslim tahu dan dunia mengakuinya. Nah, sekarang kita tidak berbicara soal mahzab, namun lebih jauhnya adalah semangat menuntut ilmu, berjuang dalam agama dan berkarya.
Nama Dan Nasabnya
Beliau adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin as-Saib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Hasyim bin Murrah bin al-Muththalib bin ‘Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu`ay bin Ghalib Abu ‘Abdillah al-Qurasyi asy-Syafi’i al-Makki, keluarga dekat Rasulullah SAW dan putera pamannya.
Al-Muththalib adalah saudara Hasyim yang merupakan ayah dari ‘Abdul Muththalib, kakek Rasulullah SAW. Jadi, Imam asy-Syafi’i berkumpul (bertemu nasabnya) dengan Rasulullah pada ‘Abdi Manaf bin Qushay, kakek Rasulullah yang ketiga. Sebutan “asy-Syafi’i” dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Syafi’ bin as-Saib, seorang shahabat junior yang sempat bertemu dengan Rasulullah SAW ketika masih muda. Sedangkan as-Saib adalah seorang yang mirip dengan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan bahwa ketika suatu hari Nabi SAW berada di sebuah tempat yang bernama Fushthath, datanglah as-Saib bin ‘’Ubaid beserta puteranya, yaitu Syafi’ bin as-Saib, maka Rasulullah SAW memandangnya dan berkata, “Adalah suatu kebahagiaan bila seseorang mirip dengan ayahnya.” Sementara ibunya berasal dari suku Azd, Yaman.
Gelarnya
Ia digelari sebagai Naashir al-Hadits (pembela hadits) atau Nasshir as-Sunnah, gelar ini diberikan karena pembelaannya terhadap hadits Rasulullah SAW dan komitmennya untuk mengikuti as-Sunnah. Kelahiran Dan Pertumbuhannya.
Para sejarawan sepakat, ia lahir pada tahun 150 H, yang merupakan-menurut pendapat yang kuat-tahun wafatnya Imam Abu Hanifah RAH tetapi mengenai tanggalnya, para ulama tidak ada yang memastikannya. Ada banyak riwayat tentang tempat kelahiran Imam asy-Syafi’i. Yang paling populer adalah bahwa beliau dilahirkan di kota Ghazzah (Ghaza). Pendapat lain mengatakan, di kota ‘Asqalan bahkan ada yang mengatakan di Yaman.
Pertumbuhan Dan Kegiatannya Dalam Mencari Ilmu
Imam asy-Syafi’i tumbuh di kota Ghaza sebagai seorang yatim, di samping itu juga hidup dalam kesulitan dan kefakiran serta terasing dari keluarga. Kondisi ini tidak menyurutkan tekadnya untuk hidup lebih baik. Rupanya atas taufiq Allah, ibunya membawanyanya ke tanah Hijaz, Mekkah. Maka dari situ, mulailah imam asy-Syafi’i kecil menghafal al-Qur’an dan berhasil menamatkannya dalam usia 7 tahun.
Menurut pengakuan asy-Syafi’i, bahwa ketika masa belajar dan mencari guru untuknya, ibunya tidak mampu membayar gaji gurunya, namun gurunya rela dan senang karena dia bisa menggantikannya pula. Lalu ia banyak menghadiri pengajian dan bertemu dengan para ulama untuk mempelajari beberapa masalah agama. Ia menulis semua apa yang didengarnya ke tulang-tulang yang bila sudah penuh dan banyak, maka ia masukkan ke dalam karung.
Ia juga bercerita bahwa ketika tiba di Mekkah dan saat itu masih berusia sekitar 10 tahun, salah seorang sanak saudaranya menasehati agar ia bersungguh-sungguh untuk hal yang bermanfa’at baginya. Lalu ia pun merasakan lezatnya menuntut ilmu dan karena kondisi ekonominya yang memprihatinkan, untuk menuntut ilmu ia harus pergi ke perpustakaan dan menggunakan bagian luar dari kulit yang dijumpainya untuk mencatat.
Hasilnya, dalam usia 7 tahun ia sudah hafal al-Qur’an 30 juz, pada usia 10 tahun (menurut riwayat lain, 13 tahun) ia hafal kitab al-Muwaththa` karya Imam Malik dan pada usia 15 tahun (menurut riwayat lain, 18 tahun) ia sudah dipercayakan untuk berfatwa oleh gurunya Muslim bin Khalid az-Zanji.
Dalam ilmu hadits, ia belajar dengan imam Malik dengan membaca langsung kitab al-Muwaththa` dari hafalannya sehingga membuat sang imam terkagum-kagum. Di samping itu, ia juga belajar berbagai disiplin ilmu sehingga gurunya banyak.
Pengembaraannya Dalam Menuntut Ilmu
Imam asy-Syafi’i amat senang dengan syair dan ilmu bahasa, terlebih lagi ketika ia mengambilnya dari suku Hudzail yang dikenal sebagai suku Arab paling fasih. Banyak bait-bait syair yang dihafalnya dari orang-orang Hudzail selama interaksinya bersama mereka. Di samping syair, beliau juga menggemari sejarah dan peperangan bangsa Arab serta sastra.
Di Baghdad tahun 195 H. Kebetulan di sana sudah ada majlisnya yang dihadiri oleh para ulama dan disesaki para penuntut ilmu yang datang dari berbagai penjuru. Beliau tinggal di sana selama 2 tahun yang dipergunakannya untuk mengarang kitab ar-Risalah. Dalam buku ini, beliau memaparkan madzhab lamanya (Qaul Qadim). Dalam masa ini, ada empat orang sahabat seniornya yang ‘nyantri’ dengannya, yaitu Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, az-Za’farany dan al-Karaabiisy.
Beliau tiba di Mesir pada tahun 199 H
Di Mesir, beliau tinggal selama 5 tahun di mana selama masa ini dipergunakannya untuk mengarang, mengajar, berdebat (Munazharah) dan meng-counter pendapat-pendapat lawan. Di negeri inilah, beliau meletakkan madzhab barunya (Qaul Jadid), yaitu berupa hukum-hukum dan fatwa-fatwa yang beliau gali dalilnya selama di Mesir, sebagiannya berbeda dengan pendapat fiqih yang telah diletakkannya di Iraq. Di Mesir pula, beliau mengarang buku-buku monumentalnya, yang diriwayatkan oleh para muridnya.
Imam asy-Syafi’i menyusun Ushul (pokok-pokok utama) yang dijadikan acuan di dalam fiqihnya dan kaidah-kaidah yang dikomitmeninya di dalam ijtihadnya pada risalah ushul fiqih yang berjudul ar-Risalah. Ushul tersebut ia terapkan dalam fiqihnya. Ia merupakan Ushul amaliah bukan teoritis. Yang lebih jelas lagi dapat dibaca pada kitabnya al-Umm di mana beliau menyebutkan hukum berikut dalil-dalilnya, kemudian menjelaskan aspek pendalilan dengan dalil, kaidah-kaidah ijtihad dan pokok-pokok penggalian dalil yang dipakai di dalam menggalinya.
Selama masa hidupnya, Imam asy-Syafi’i berada di garda terdepan dalam membela as-Sunnah, menegakkan dalil atas keshahihan berhujjah dengan hadits Ahad. Pembelaannya inilah yang merupakan faktor semakin melejitnya popularitas dan kedudukannya di sisi Ahli Hadits sehingga mereka menjulukinya sebagai Naashir as-Sunnah (Pembela as-Sunnah).
Sya’ir-Sya’irnya
Imam asy-Syafi’i dikenal sebagai salah seorang dari empat imam madzhab tetapi tidak banyak yang tahu bahwa ia juga seorang penyair. Beliau seorang yang fasih lisannya, amat menyentuh kata-katanya, menjadi hujjah di dalam bahasa ‘Arab.
Hampir semua isi sya’ir yang dirangkai Imam asy-Syafi’i bertemakan perenungan. Sedangkan karakteristik khusus sya’irnya adalah sya’ir klasik. Alhasil, ia mirip dengan perumpamaan-perumpamaan atau hikmah-hikmah yang berlaku di tengah manusia.
Imam asy-Syafi’i seorang yang faqih bagi dirinya, banyak akalnya, benar pandangan dan pikirnya, ahli ibadah dan dzikir. Beliau amat mencintai ilmu, sampai-sampai ia berkata, “Menuntut ilmu lebih afdlal daripada shalat sunnat.”
Sekali pun demikian, ar-Rabi’ bin Sualaiman, muridnya meriwayatkan bahwasanya ia selalu shalat malam hingga wafat dan setiap malam satu kali khatam al-Qur’an. Ad-Dzahabi di dalam kitabnya Siyar an-Nubalaa` meriwayatkan dari ar-Rabi’ bin Sulaiman yang berkata, “Imam asy-Syafi’i membagi-bagi malamnya; sepertiga pertama untuk menulis, sepertiga kedua untuk shalat dan sepertiga ketiga untuk tidur.”
Imam asy-Syafi’i tetap tinggal di Mesir dan tidak pergi lagi dari sana. Beliau mengisi pengajian yang dikerubuti oleh para muridnya hingga beliau menemui Rabbnya pada tanggal 30 Rajab tahun 204 H. Alangkah indah isi bait Ratsâ` (sya’ir mengenang jasa baik orang sudah meninggal dunia) yang dikarang Muhammad bin Duraid, awalnya berbunyi, Tidakkah engkau lihat peninggalan Ibn Idris (asy-Syafi’i) setelahnya. Dalil-dalilnya mengenai berbagai problematika begitu berkilauan .
Buah Pelajaran dari Sang Guru Pena:
“Bukan kecerdasan yang membuat seorang penulis menjadi besar. Kehausan pada ilmulah yang membuat setiap goresan pena menjadi penuh makna.” M. Fauzil Adhim
Seperti yang sudah kita singgung bahwa harta dan warisan yang tidak akan lapuk ditelan zaman adalah ilmu. Dan sebaik-baik ilmu adalah bermanfaat. Maka, agar ilmu itu tetap menularkan kebaikan haruslah dideposit-kan ke bank karya. Sungguh beruntunglah mereka yang telah punya tabungan, deposito karya, karena dengannya akan mengalir amalan yang bermanfaat walaupun mereka tidak lagi menghirup udara bersama kita. Sehingga kata-kata yang keluar dari mulut dan tangan (tulisan) mereka adalah mutiara yang indah, cahaya yang menerangi siapa saja yang membawanya. Di masa Imam Syafi’i cukup banyak ulama besar, namun karena Imam Syaf’i selain sebagai ulama tapi juga menulis sebagai media dakwahnya, hingga beliau lebih dikenal dan itu sangat positif dalam penyampaian dakwah, bahkan hingga hari ini ia masih hidup dalam karyanya.
Maka, jangan pernah ragu untuk berguru sukses dari para manusia besar, apalagi ulama yang tidak diragukan keilmuannya dalam agama, seperti Imam Syafi’i dan ulama lainnya yang sudah berkarya.
Berguru Sukses Kepada Penulis Besar....
J.K. Rowling
Dari Kesulitan Menghasilkan Inspirasi dan Karya Besar
Joanne Kathleen Rowling atau J.K. Rowling (lahir 31 Juli 1965 di Chipping Sodbury, dekat Bristol, Inggris). Rowling mulai menulis cerita sejak berusia 5 tahun. Karya pertamanya berjudul Rabbit. Bersama orang tua dan adiknya, Rowling pindah rumah ke daerah Winterbourne. Ditempat itu ia mempunyai tetangga yang bernama Potter. Saat Rowling berusia 9 tahun, ia dan keluarganya pindah lagi ke Tutshill. Di Tutshill, Rowling mulai bersekolah di sebuah sekolah dasar dan berlanjut ke Wyedean Comprehensive. Setelah lulus Rowling melanjutkan ke Exeter University. Di Exeter ini Rowling belajar bahasa Perancis. Pada tahun 1990 Rowling lulus dari Exeter University. Saat berumur 26 tahun dia pindah ke Portugal menjadi guru bahasa Inggris. Dalam perjalanannya dari Manchester ke London dengan Kereta api pada tahun 1990, Rowling mendapat ide cerita Harry Potter.
Ia menjadi sorotan kesusasteraan internasional pada tahun 1999 saat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter mengambil alih tiga tempat teratas dalam daftar "New York Times best-seller" setelah memperoleh peringkat yang sama di Britania Raya. Kemudian, saat seri ke-4, Harry Potter dan Piala Api diterbitkan pada bulan Juli tahun 2000, seri ini menjadi buku paling laris penjualannya dalam sejarah.
Sebagai seorang lulusan Universitas Exeter, Rowling pindah ke Portugal pada tahun 1990 untuk mengajar Bahasa Inggris. Di sana ia menikah dengan seorang wartawan Portugis. Anak perempuannya, Jessica dilahirkan pada tahun 1993. Setelah perkawinan pertamanya berakhir dengan perceraian, Rowling pindah ke Edinburgh bersama dengan anaknya. Rowling menghadapi masalah untuk menghidupi keluarganya. Semasa hidup dalam kesulitan, Rowling mulai menulis sebuah buku. Ia mendapat ide tentang penulisan buku itu sewaktu dalam perjalanan menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Setelah beberapa kali ditolak, Rowling berhasil menjual buku Harry Potter dan Batu Bertuah untuk jumlah sebanyak $4000.
Menjelang musim panas pada tahun 2000, tiga buku pertama Harry Potter : Harry Potter dan Batu Bertuah, Harry Potter dan Kamar Rahasia, dan Harry Potter dan Tawanan Azkaban telah memperoleh keuntungan lebih kurang 480 juta dolar Amerika Serikat dalam masa tiga tahun dengan cetakan 35 juta naskah dalam 35 bahasa. Pada Juli 2000, Harry Potter dan Piala Api telah dicetak untuk pertama kalinya sebanyak 5,3 juta naskah dengan pesanan tambahan sebanyak 1,8 juta naskah. Buku kelimanya, Harry Potter dan Orde Phoenix telah mulai dipasarkan pada 21 Juni 2003, serentak di seluruh dunia setelah lebih kurang 3 tahun buku keempat diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran juga telah diluncurkan secara resmi pada 16 Juli 2005.
Salah satu Novel terlaris karya J.K. Rowling Harry Potter and the Sorcerer's Stone telah dibuat film yang mulai tayang pada 16 November 2001. Pada awal minggu pembukaannya di Amerika Serikat, telah memecahkan rekor dengan keuntungan sekitar 93,5 juta dolar Amerika Serikat (20 juta dolar lebih banyak dari pemegang rekor terdahulu yaitu film The Lost World : Jurassic Park (1999). Sekuel film seri ini, Harry Potter and the Chamber of Secrets, mulai ditayangkan pada 15 November 2002 dan menjadi film ketiga untuk pembukaan ujung minggu terbaik dalam sejarah pecah panggung. Film ketiga, Harry Potter and the Prisoner of Azkaban telah mulai ditayangkan pada 4 Juni 2004. Penghujung Desember 2001, Rowling menikah dengan Dr. Neil Murray di Skotlandia. Anak kedua dan anak lelaki pertama mereka, David Gordon Rowling Murray, dilahirkan pada 24 Maret 2003, di Royal Infirmary, Edinburgh. Setelah mengumumkan buku keenam seri Harry Potter, Rowling melahirkan anak perempuan, Mackenzie Jean Rowling Murray pada 23 Januari 2005. Kini, J.K. Rowling telah mulai mengarang buku ketujuh, Harry Potter and the Deathly Hallows yang merupakan akhir dari seri Harry Potter.
Perempuan kelahiran 31 Juli 1965 itu, terhitung telah menulis tujuh novel Harry Poter. Buku kelimanya, Harry Potter and the Order of the Phoenix (2003), menyusul Harry Potter and the Half-Blood Prince (2005) dan Harry Potter and the Deathly Hallows (2007).
Rowling menjadi sangat beruntung, setelah keseluruhan edisi bukunya diproduksi dalam bentuk layar lebar. Dan keseluruhannya merengkuh kesuksesan yang luar biasa
Pada tahun 1997 Harry Potter and The Philosopher’s Stone sukses besar di Inggris. Edisi pertamanya di Amerika pada tahun 1998 diterbitkan oleh Arthur A. Levine Book yang kemudian berganti judul menjadi Harry Potter and The Sorcerer’s Stone. Harry Potter menjadi buku yang paling banyak dicetak di Amerika. Buku yang bercerita tentang kehidupan Harry Potter sebagai seorang penyihir cilik serta kehidupan di sekolah sihir Hogwarts ini jumlah cetakannya mencapai 80 juta buku dan menjadi topik utama di surat kabar Amerika, seperti The New York Times, USA Today dan Wall Street Journal. Pada tahun 1997 Harry Potter and The Philosopher’s Stone mendapatkan penghargaan The British Book Awards sebagai Children Book of The Year dan The Smarties Prize.
Kesuksesan buku pertamanya membuat Rowling bersemangat untuk melanjutkan seri ke-2 dari Harry Potter. Pada bulan Juli 1998 Harry Potter and The Chamber of Secret terbit di Inggris dan di bulan Juni 1999 terbit di Amerika. Buku ke-2 juga sukses dipasaran yang kemudian berlanjut seri ke-3 yang berjudul Harry Potter and The Prisoner of Azkaban yang terbit pada bulan Juli dan September 1999 di Inggris dan Amerika. Pada musim panas tahun 2000 sekitar $480 juta dalam 3 tahun diraih Rowling dengan jumlah 35 juta copy buku yang dicetak dalam 35 bahasa. Ketiga seri Harry Potter berhasil melambungkan nama J.K Rowling di Inggris dan Amerika sekaligus menjadikan ke-3 buku tersebut menjadi best seller.
Seri ke-4 Harry Potter terbit pada bulan Juli 2000 dengan judul Harry Potter and The Goblet of Fire. Cetakan pertama berjumlah 5,3 juta copy terjual 1,8 juta. Berikutnya terbit seri ke-5 yang berjudul Harry Potter and The Order of The Phoenix pada bulan Juni 2003 dan seri ke-6 yang berjudul Harry Potter and The Half Blood Prince berjual 6,9 juta copy di Amerika dalam 24 jam saat penjualan hari pertamanya.
Sebelum terbit pada bulan Juli 2007 seri ke-7 dan merupakan seri terakhir dari Harry Potter yang berjudul Harry Potter and The Deathly Hallow telah banyak dipesan penggemarnya melalui toko buku Barnes & Nobles and Border’s serta melalui website amazon.com. Rowling saat ini menjadi wanita terkaya ke-13 di Inggris.
Film pertama Harry Potter and The Sorcerer’s Stone disutradarai oleh Chris Columbus pada bulan November 2001 berhasil meraup keuntungan $93,5 juta dan menjadi rekor box office mengalahkan film sebelumnya, yaitu The Lost World: Jurassic Park pada tahun 1999 yang mendapat keuntungan $20 juta. Film ke-2 dan 3 dirilis pada bulan November 2002 dan Juni 2004 juga berhasil memecahkan rekor box office. Harry Potter and The Goblet of Fire yang disurtadarai Mike Newell rilis pada tahun 2005. film ke-5 yang berjudul Harry Potter and The Order of The Phoenix rilis bulan Juli 2007 yang menempatkan Michael Goldenberg sebagai penulis skenario menggantikan Steve Kloves yang telah menulis skenario untuk ke-4 film seri sebelumnya.
Buah Pelajaran dari Sang Guru Pena:
Dari kesempitan hidup berubah menjadi imajinasi serta inspirasi yang luar biasa. Setelah membaca perjalanan sang penulis Harry Potter yang penuh tantangan maka sudah seharusnya kita bisa mengambil pelajaran yang berharga. Mungkin, kita tidak akan seperti J.K Rowling, tapi kita bisa belajar padanya dari proses perjuangannya dalam menulis dan menghasilkan karya yang mendunia. Yakin!!
Langganan:
Postingan (Atom)